Nobar Film Budi Pekerti dari Gramedia Edukasi

Mengenal Budi dan Pekerti lewat Film ”Budi Pekerti”

 Film berjudul Budi Pekerti, yang disutradarai Wregas Bhanuteja, mendapat apresiasi dari kalangan pendidik di Kota Denpasar, Bali. Film yang dibintangi Sha Ine Febriyanti, Dwi Sasono, Prilly Latuconsina, dan sejumlah artis lainnya itu dinilai dekat dan lekat dengan kehidupan dunia pendidikan.

Kapasitas ruang studio di Cinepolis Plaza Renon, Kota Denpasar, sekitar 135 tempat duduk, terisi sekitar dua per tiganya saat Gramedia Edukasi mengadakan kegiatan nonton bareng alias nobar film Budi Pekerti pada Sabtu (4/11/2023). Mayoritas penontonnya adalah para guru dari berbagai sekolah di Kota Denpasar dan sekitarnya.

Film Budi Pekerti merupakan film Indonesia yang sudah ditayangkan di Festival Film Internasional Toronto (Toronto International Film Festival/TIFF), Kanada, pada awal September 2023. Film yang diproduksi Rekata Studio dan Kaninga Pictures itu juga pernah ditayangkan di SXSW Sidney 2023 Screen Festival dan Jakarta Film Week 2023.

Kota Denpasar adalah satu dari 10 kota di Indonesia yang difasilitasi Gramedia Edukasi untuk menggelar nobar film Budi Pekerti sebanyak dua kali, yakni pada Kamis (2/11/2023) dan Sabtu (4/11)/2023, dalam rangkaian grand launching Penerbit Gramedia Edukasi Nusantara.

Film berjudul Budi Pekerti mengisahkan kehidupan Prani Siswoyo alias Ibu Prani, seorang guru bimbingan dan konseling, yang juga ibu dari dua anak. Ibu Prani, yang diperankan aktris Sha Ine Febriyanti, dikenal santun, tetapi tegas dan juga perhatian pada anak didiknya.

Kehidupan Ibu Prani dan keluarganya mengalami guncangan setelah Ibu Prani menegur seseorang, yang dinilainya bertindak seenaknya saat mengantre pesanan kue putu di pasar. Teguran dari Ibu Prani di pasar itu divideokan seseorang kemudian cuplikannya diunggah di media sosial. Akibatnya, sosok Ibu Prani itu menjadi viral dengan beragam komentar warganet.

Ada komentar yang bernada positif, tetapi lebih banyak komentar tajam dan kecaman dari warganet. Hal itu karena cuplikan video yang tersebar di media sosial menampilkan rekaman saat Ibu Prani menolak tawaran dari pedagang kue putu untuk mendahulukan pesanan Ibu Prani. Situasi itu berkembang dan melebar sampai-sampai merambah ke kehidupan Ibu Prani sebagai guru di sekolah.

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas di Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Provinsi Bali Ngurah Bagus Pasek Wirakusuma mengatakan, menyaksikan film Budi Pekerti ini mengajak untuk melihat kembali makna dari budi dan pekerti, yang juga diajarkan di sekolah. ”Pendidikan budi pekerti tidak terlepas dari pengajaran literasi dan juga numerasi,” katanya.

Kehidupan Ibu Prani dan keluarganya mengalami guncangan setelah Ibu Prani menegur seseorang, yang dinilainya bertindak seenaknya saat mengantre pesanan kue putu di pasar.

Ngurah Pasek menambahkan, film Budi Pekerti menampilkan pentingnya peran guru untuk membangun karakter dan potensi anak didik. Film itu juga mengingatkan semua pihak agar memanfaatkan media sosial dengan bijaksana dan benar. Ngurah Pasek pun mengapresiasi Kompas Gramedia bersama Gramedia Edukasi Nusantara karena memfasilitasi kegiatan nobar film dan berharap kalangan pendidik yang berkesempatan menonton film Budi Pekerti dapat meneruskan informasi bermanfaat kepada anak didik mereka.

Adapun guru dari SMA Dwijendra, Kota Denpasar, Anak Agung Putri Agung Antarawati, mengungkapkan, film Budi Pekerti menarik untuk ditonton. Agung Putri menyatakan, dirinya sebagai guru tersentuh dan dapat merasakan situasi yang dialami para tokoh di film, terutama Ibu Prani, yang diperankan aktris Sha Ine Febriyanti. ”Kebetulan saya juga dekat dengan murid-murid di sekolah,” kata Agung Putri.

Agung Putri menambahkan, konflik yang diangkat dan ditampilkan dalam film itu muncul dari pemanfaatan media sosial tanpa disertai pemahaman yang baik tentang bermedia sosial. ”Informasi yang diambil sepotong-sepotong lalu langsung di-upload tanpa mengetahui kebenarannya,” ujar Agung Putri.

”Agar lebih bijak menggunakan media sosial dan bijak pula menerima informasi dari media sosial,” kata Agung Putri, lebih lanjut.

Sumber: Kompas.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *